Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfied)

             
 Richard F. Gerson (2004:4) berpendapat bahwa  mutu dan pelayanan adalah sarana untuk mencapai kepuasan pelanggan dan ikatan bisnis. Tujuan keseluruhan bisnis bukanlah untuk menghasilkan produk atau jasa bermutu, atau memberikan pelayanan yang prima. Tujuan utama adalah menghasilkan pelanggan yang puas dan setia yang akan terus menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan. Oleh karena itu, memberikan mutu yang tinggi dan pelayanan yang prima suatu keharusan apabila ingin mencapai tujuan utama: pelanggan yang puas (kepuasan pelanggan) dan setia.  Untuk itu diperlukan suatu keterampilan membina hubungan dengan pelanggan. 
               Sebagaimana diungkapkan oleh Dru Scott (2003-1), apabila keterampilan membina hubungan dengan pelanggan digunakan dengan baik, organisasi/perusahaan akan lebih mudah mencapai keberhasilan. Keterampilan membina hubungan dengan pelanggan dapat diterapkan  dalam semua aktivitas kehidupan karena intinya adalah pada keterampilan tersebut.   Manfaat nyata dari penggunaan keterampilan ini adalah transaksi bisnis yanga dilakukan akan berulang dan menjadi hubungan bisnis jangka panjang. 

1)          Pelanggan. (Customer).
                 Sebelum penjelasan “kepuasan pelanggan”, terlebih dahulu diawali dengan kajian tentang pengertian “pelanggan” menurut beberapa pakar  berikut ini.   
                 Menurut Patrick Rochester (2005:162), konsumen/pelanggan (customer) adalah orang yang paling penting yang pernah   ada di kantor ini… baik secara langsung maupun melalui surat. Konsumen tidak tergantung kepada kita …sebaliknya kita yang bergantung pada mereka.  Konsumen bukan sebagai penyela dalam pekerjaan kita…itu adalah tujuan dari pekerjaan tersebut. Kita melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada mereka…mereka membantu kita dengan memberikan kesempatan untuk memberikan pelayanan tersebut. Konsumen bukan tempat kita beradu argumen atau berbagi canda tawa. Tidak seorangpun yang pernah menang beradu argumen dengan konsumen.  Konsumen adalah orang yang menyatakan keinginannya kepada kita, dan pekerjaan kita adalah untuk menangani keinginan tersebut secara menguntungkan baik bagi konsumen maupun kita.  William B. Martin (2004: 14), menyatakan bahwa : “Pelanggan  adalah  raja“,   “Pelanggan adalah alasan keberadaan kita“,  “Pelanggan kitalah yang menentukan bisnis kita“,  “Jika kita tidak memahami pelanggan kita, maka berarti kita tidak memahami bisnis kita“.  Setiap pernyataan tersebut mencerminkan orientasi terhadap pelanggan- sebuah pandangan bahwa pelanggan adalah penentu puncak dan keberhasilan organisasi/perusahaan. Menurut Robert Bramson(2004:12), pelanggan terdiri dari pelanggan internal dan pelanggan external :

(1)       Pelanggan internalAdalah orang-orang , departemen atau organisasi yang   dilayani oleh apa yang kita lakukan.  Sekurang-kurangnya mempunyai 1  orang pelanggan internal : bos kita ;
(2)          Pelanggan external. Adalah orang atau departemen pengguna akhir dari produk atau jasa perusahaan kita.

               Menurut Marwansyah (2000:16) pengertian dari pelanggan adalah fihak terkait atau stakesholder.  Yang pada dasarnya pelanggan adalah kelompok-kelompok orang atau institusi-institusi yang memiliki hak legitimasi terhadap tujuan organisasi sebagai pencerminan dari apa yang mereka butuhkan.      
               Dari pendapat para pakar tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:                “Pelanggan adalah kelompok-kelompok orang atau institusi-institusi  yang memiliki hak legitimasi terhadap tujuan organisasi sebagai pencerminan dari apa yang mereka butuhkan yang menyatakan keinginannya kepada kita, sedangkan pekerjaan kita adalah untuk menangani keinginan tersebut secara menguntungkan baik bagi pelanggan maupun bagi kita, selanjutnya jika kita tidak memahami pelanggan kita maka berarti kita tidak memahami bisnis kita sendiri, dilihat dari posisi yang dilayani pelanggan  terdiri dari : pelanggan internal yaitu orang-orang , departemen atau organisasi/perusahaan yang dilayani oleh apa yang kita lakukan (sekurang-kurangnya mempunyai 1 orang pelanggan internal : bos kita),  dan pelanggan eksternal yaitu orang atau departemen atau organisasi/perusahaan yang merupakan pengguna akhir dari produk atau jasa perusahaan kita “.(Patrick Rochester,2005; W B Martin,2004; R Bramson,2004; Marwansyah,2000)

2)         Definisi Kepuasan Pelanggan.
               Berikut ini disampaikan definisi pelanggan menurut pendapat beberapa pakar :
               Richard F Gerson (2004:13-14), mendefinisikan ”kepuasan pelanggan” adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Jika anda membeli suatu barang, anda berharap bahwa barang tersebut akan berfungsi dengan baik. Jika tidak, anda tentu  kecewa. Sekarang terserah kepada penjual bagaimana menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut sehingga anda bisa menjadi puas. Bila ternyata sesuai dengan keinginan, maka anda akan merasa puas. Sebaliknya, bila tidak, maka anda akan “angkat kaki” dan memalingkan bisnis ke tempat lain. Sedangkan Patrick Rochester (2005:85), mendefinisikan  ”kepuasan pelanggan” adalah terpenuhinya kepercayaan konsumen terhadap apa yang dijanjikan  yaitu produk dan jasa yang tepat dan benar dengan harga yang pantas dan disetujui oleh kedua belah fihak pada saat transaksi. Di lain hal Robert (2005:13), mendefinisikan  ”kepuasan pelanggan”  adalah dia yang membeli (meskipun tidak selalu dengan uang) dan menerima nilai dari barang dan jasa yang ditawarkan.  Biasanya para pelanggan ini mempunyai pilihan. Apabila pelanggan tidak menyukai yang kita tawarkan atau cara kita menawarkannya, mereka bisa membeli di tempat lain untuk barang atau jasa yang sama. Sesuai hasil penelitiannya, Sondang S. (2000:328), mendefinisikan ”kepuasan konsumen atau pelanggan”  adalah persepsi pelanggan atas  teraturnya persediaan barang dan jasa  hingga tercapai pemenuhan kebutuhannya. Adebanyo (2001:41), menyatakan definisinya, bahwa tingkat ”kepuasan pelanggan” sangat dipengaruhi oleh dimensi waktu ; dimana seorang pelanggan dapat menunjukkan reaksi tingkat kepuasan yang berbeda pada tingkat layanan yang sama; karena layanan tersebut disampaikan dalam waktu yang berbeda. Demikian juga Pengamatan Kotler (2000:184), terhadap  industri  secara umum, hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan atau bahkan menarik pelanggan-pelanggannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan tersebut dalam menciptakan nilai melalui pelayanan yang memuaskan.
               Sesuai pendapat para pakar tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan  bahwa :
Kepuasan pelanggan adalah sikap umum keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan pelanggan, karena kemampuan suatu perusahaan mempertahankan atau menarik pelanggan-pelanggannya menciptakan nilai kualitas pelayanan sebagai salah satu komponen dari kepuasan pelanggan, serta  teraturnya tersedianya barang dan jasa berkualitas baik dalam waktu yang tepat, dan dari pelanggan yang puas mampu dibentuk menjadi pelanggan yang loyal di kemudian hari” .
(RF. Gerson : 2004; P Rochester, 2000; Wrennal, 2000; R Bramson, 2005; Sondang S : 2000; Adebanyo:2001; Kotler : 2000 )


3)           Karakteristik kepuasan pelanggan.

                 Sebagaimana diutarakan oleh Jones Gareth R(2000:148), dari hasil studi kepustakaan dan penelitian-penelitian lapangan dalam bidang kepuasan pelanggan oleh para ahli terdahulu juga telah berhasil menemukenali beberapa karakteristik dari “kepuasan pelanggan”, Jones berhasil membedakan jenis kepuasan pelanggan kedalam 2 kelompok besar, yaitu :
(1)     Transaction - specific satisfaction. Kepuasan pelanggan atas suatu layanan atau   produk tertentu saja dari suatu perusahaan.;
(2)       Overall - satisfaction. Kepuasan pelanggan atas keseluruhan layanan   perusahaan .  


                Menurut Zeithaml Valarie A.,et. al. (2005: 106 - 107), menyatakan  :
“Although they have certain things in common, satisfaction is generally viewed as a broader concepts, whereas service quality  focuses specificially on dimention of service. Based on this view, perceived service quality is component of customer satisfaction”.

“Walaupun kepuasan dan kualitas jasa sama-sama mempunyai makna tertentu, namun kepuasan biasanya dipandang sebagai suatu konsep yang lebih luas, sedangkan kualitas jasa secara rinci terpusat pada dimensi pelayanan jasa. Berdasarkan pandangan ini, kwalitas jasa merupakan komponen kepuasan pelanggan”.  
               Service quality adalah suatu evaluasi yang merefleksikan persepsi pelanggan, disingkat  TERRA meliputi :        
1)                   Tangibles : penampilan fasilitas phisik, peralatan, personil, dan material secara  tercatat dan terukur.
2)           Emphaty:  kepedulian  memberikan  perhatian kepada pelanggan.
3)                  Responsivenesskemampuan reaksi /daya tanggap dalam membantu pelanggan dengan menyediakan kecepatan pelayanan.
4)                 Reliability: kemampuan menjanjikan keandalan dan keakuratan pelayanan jasa.
5)                  Assurance: kehormatan atas pengetahuan & kemampuan karyawan  yang    mengilhami  keyakinan dan jaminan kepercayaan atau kualitas pelayanan.



Komentar